
FPI-Online.com - Jakarta , Sejak lama Front Pembela Islam
(FPI) menolak ISIS dan menolak berbaiat dengan mereka.
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dengan tegas menyatakan:
"Jadi, soal ISIS sikap FPI sejak tahun 2014 sudah tegas
dan jelas, bahwa siapa pun, termasuk ISIS, yang suka mengkafirkan dan
menumpahkan darah sesama muslim tanpa hak adalah musuh FPI".
Habib Rizieq juga menyatakan, "Kita harus lebih peduli
kepada rakyat Palestina, dan FPI mendukung perjuangan Palestina. Akan tetapi
FPI tidak mendukung Perjuangan ISIS di Suriah dan Irak, karena disana terjadi
peperangan antar sesama umat Islam hanya karena perbedaan Mazhab. Tidak ada
Khalifah yang menghancurkan umat Islam gara-gara hanya perbedaan Mazhab".
FPI juga telah mengeluarkan “Maklumat FPI tentang ISIS” yang
dirilis hari Ahad (10/08/2014) yang isinya sebagai berikut.
MAKLUMAT FPI TENTANG ISIS
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sehubungan
dengan polemik tentang ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) yang telah
mendeklarasikan KHILAFAH ISLAMIYYAH dan
telah menimbulkan pro kontra di seluruh belahan dunia, tak terkecuali
Indonesia, maka Dewan Pimpinan Pusat – Front Pembela Islam di Jakarta telah
melakukan Kajian Komprehensif terhadap semua Data Primer dan Sekunder terkait
ISIS, baik data yang positif maupun negatif, agar bisa mengambil kesimpulan
yang objektif, jujur dan adil.
Demi mencari Ridho Allah SWT dan untuk menjaga persatuan dan
kesatuan umat Islam, serta memelihara keutuhan NKRI, maka FPI menyerukan
seluruh komponen bangsa, khususnya MPR RI dan DPR RI serta DPD RI,
teristimewanya Pemerintah RI dan segenap jajaran penegak hukumnya, Sipil dan
TNI / POLRI, agar cerdas, cermat dan teliti, serta waspada dan hati-hati, dalam
menyerap dan menyikapi setiap issue TERORISME dan TERORISASI, serta propaganda
ANTI ISLAM yang dilancarkan oleh Media Global mau pun Lokal, sehingga tidak
terjebak ataupun terperangkap permainan intelejen internasional dalam politik
adu domba yang menyebabkan DISINTEGRASI bangsa.
Karenanya, mengacu kepada VISI MISI FPI sejak didirikan pada
17 Agustus 1998, yaitu Penerapan Syariah Islam dan Penegakan Khilafah Islamiyah
melalui jalan Da’wah, Hisbah dan Jihad sesuai Manhaj Nubuwwah, maka dengan ini
FPI menyatakan sikap sebagai berikut:
1. FPI tetap ISTIQOMAH dalam perjuangan Penerapan Syariat
Islam secara Kaaffah di NKRI melalui koridor syar’i dan konstitusi.
2. FPI tetap SETIA mendukung Gerakan Jihad Islam di seluruh
dunia dalam melawan segala bentuk KEZALIMAN Hegemony Global (NEW IMPERIALISME)
untuk menuju terbentuknya Khilafah Islamiyah ‘Alamiyyah sesuai manhaj Nubuwwah.
3. FPI menolak keras segala bentuk peperangan dan kekerasan
SEKTARIAN antar sesama muslim yang disebabkan karena perbedaan madzhab yang
tidak berakar pada masalah USHULUDDIN dengan mengatas-namakan JIHAD.
4. FPI menyerukan SELURUH Gerakan Jihad Islam agar bersatu
dan bahu membahu dalam melaksanakan JIHAD yang SYAR’I tanpa membunuh atau
menganiaya WARGA SIPIL yang tidak terlibat dalam peperangan, apapun madzhab dan
agamanya.
5. FPI mendukung SERUAN dan NASIHAT Pimpinan Al-Qaidah
Syeikh Aiman Az-Zhowahiri bahwa seluruh komponen Jihad Al-Qaidah baik Pasukan
Syeikh Muhammad Al-Jaulani di Syria maupun Pasukan Syeikh Abu Bakar Al-Baghdadi
di Iraq, serta komponen Jihad Al-Qaidah lainnya agar bersatu dan bersaudara
dengan segenap Mujahidin Islam di seluruh Dunia untuk melanjutkan Jihad di
Syria, Iraq, Palestina, dan negeri-negeri Islam lainnya yang tertindas.
Demikian Maklumat FPI ini dibuat untuk menjadi pegangan bagi
seluruh pengurus, aktivis, laskar, anggota dan simpatisan FPI diseluruh Dunia.
Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’mannashir
La hawla wa la Quwwata illa billah
Jakarta, 11 Syawal 1435 H /
8 Agustus 2014 M
Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam
Ketua Umum
Al-Habib Muhsin bin Ahmad Alattos
Sekretaris Umum
Ja`far Shiddiq, SE
Mengetahui
Imam Besar
Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA
Tidak ada yang salah dari pernyataan FPI diatas.
Dan mengenai tentang beredarnya foto ada Bendera ISIS dalam
salah satu Aksi umat Islam di Jakarta yang kemudian digoreng oleh musuh Islam
sebagai bukti bahwa FPI adalah pendukung ISIS, Habib Rizieq menegaskan:
"Itu foto Aksi Ormas-Ormas Islam untuk Palestina di
Tahun 2014, dan FPI ikut, lalu ada pihak yang bawa bendera mirip Bendera ISIS.
Apa salah FPI?"
Ketua Umum FPI (saat itu) Habib Muhsin bin Ahmad Alatas
menyatakan:
"Kita melarang anggota FPI untuk berbaiat pada ISIS
karena kita tidak ingin jadi bagian propaganda anti ISIS. Tapi jangan dibaca
sikap anti proganda anti ISIS ini sebagai dukungan pada ISIS. Itu karena ISIS
adalah situasi politik di suatu negeri," kata Habib Muhsin pada
Beritasatu.com pada Selasa (19/8/2014.
"Indonesia pernah juga ada dalam situasi politik
semacam ISIS itu. Misalnya saat dulu ada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
menyembelih orang, dan kemudian begitu PKI kalah, PKI yang disembelehi. Kita
tidak mau ikut genderang Amerika karena munculnya ISIS itu adalah cara Amerika
mencari legitimasi untuk menghancurkan umat Islam," tambahnya.
FPI tetap istiqomah dalam perjuangan penerapan Syariat Islam
secara kafah (menyeluruh) di Indonesia melalui koridor syar’i (Islami) dan
konstitusi.
FPI juga akan tetap setia mendukung gerakan jihad Islam di
seluruh dunia dalam melawan segala bentuk kezaliman hegemoni global dengan
bentuk New Imperialism untuk menuju terbentuknya Khilafah Islamiyyah ‘Alamiyyah
sesuai Manhaj Nubuwwah.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Front Pembela Islam
(FPI) Jawa Barat, KH Abdul Kohar Al Qudsy mengatakan, pihaknya menjaga umat
Islam, khususnya anggotanya di Jawa Barat agar tak terpengaruh dan terlibat
pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Apalagi kalau sampai masuk nggak boleh, pusat mengeluarkan
larangan tegas, untuk tidak terlibat ISIS dalam aktivitas apapun,” ujarnya
kepada Republika Online, Ahad (3/8/2014).
Kyai Kohar mengatakan, dalam menyebarkan ajaran Islam
berdasarkan medan juangnya, FPI memiliki tiga konsep yang mesti dibedakan.
Yakni konsep dakwah, amar maruf nahi munkar dan jihad.
Dikatakannya, dakwah memiliki karakteristik santun, simpatik, dan menarik yang
tak dibarengi kekerasan.
Dia melanjutkan, amar maruf nahi munkar memiliki
karakteristik tegas namun tetap sesuai prosedur dalam memberantas kemunkaran.
“Kalau ada zona kemungkaran, kita laksanakan penertiban
sesuai prosedur, kita dorong agar mereka menutup tempat kemunkaran,” terangnya.
Maksud dia, sesuai prosedur menyangkut perizinan aksi dari mulai tingkat RT,
RW, kelurahan, sampai tingkat provinsi.
Selanjutnya jihad. Sifatnya lebih keras dan diterapkan
ketika umat islam diserang dan berada di zona konflik. Ia mencontohkan,
perlunya umat islam melawan dan berjihad misalnya warga palestina ketika
diseang, atau ketika terjadi konflik di Poso. “Ketiga medan juang ini memiliki
persyaratan tertentu, dan FPI berkewajiban memahamkannya kepada umat agar tak
salah kaprah,” tegasnya.
Tambahkan Komentar:
0 komentar, tambahkan komentar Anda